Sleep Paralysis atau sering di bilang dengan fenomena ketindihan merupakan fenomena yang termasuk parasomnia atau gangguan tidur. Biasanya seseorang yang mengalami fenomena ini akan terbangun dalam kondisi tubuh yang sulit di gerakkan dan tidak bisa berbicara. Apakah kalian pernah mendengar ataupun mengalaminya?
Ketika mengalami Sleep Paralysis biasanya seseorang akan mengalami semacam halusinasi seperti mendengar suara bisikan, melihat sesosok asing di dalam kamar dan merasakan sesak seakan di tindih oleh sesuatu. Sleep Paralysis adalah hal yang normal terjadi bahkan hampir semua orang di seluruh dunia pernah mengalaminya.
Jadi, sebenarnya kita memiliki 2 tahapan ketika tertidur yaitu, Non-REM Sleep dan REM Sleep. Istilah REM sendiri merupakan singkatan dari Repeat Eye Movement yaitu kondisi ketika mata bergerak secara acak ketika kita memejamkan mata ketika sedang tidur.
Non-REM Sleep juga masih memiliki 3 tahapan lagi sebelum akhirnya kita bisa masuk ke tahap akhir yaitu REM Sleep, yaitu:
- Falling Asleep, tahap awal di mana mata baru saja menutup. Pada tahap ini tubuh seseorang akan mulai mengalami penurunan aktifitas. Organ-organ tubuh akan mulai melambat. Namun, pada tahapan ini seseorang masih mudah terbangun dari tidurnya.
- Light Non-REM Sleep, pada tahapan ke dua ini merupakan tahapan sebelum seseorang menuju ke tahap tidur nyenyak/deep sleep. Pada tahap ini lah napas, nadi dan otot akan mulai melemah, suhu tubuh akan menurun dan gerakan mata mulai terhenti. Namun, tahap ini adalah tahap yang paling banyak di ulang di bandingkan tahap lainnya untuk beberapa orang.
- Deep Non-REM Sleep/Deep Sleep, adalah tahapan ketika seseorang memasuki fase tidur nyenyak. Pada tahap inilah tubuh akan mulai memproduksi neurotransmitter bernama "Glisin" yang memicu paralysis pada tubuh yang membuat otot tubuh sepenuhnya tidak bisa di gerakkan, kecuali otot Involunter seperti jantung dan paru-paru. Fungsinya untuk mencegah seseorang membahayakan dirinya sendiri ketika sedang tidur dengan memperagakan apa yang mereka lakukan di dalam mimpi. Biasanya akan sangat sulit di bangunkan jika seseorang sudah memasuki tahap ini.
Baru lah setelah itu mereka bisa masuk ke tahap REM.
REM terjadi setelah seseorang akan mulai bermimpi. Ketika seseorang terbangun secara tiba-tiba pada tahap ini, ada kemungkinan tubuh mereka masih dalam kondisi Paralysis yang membuat tubuh mereka tidak bisa di gerakkan. Halusinasi yang tercipta juga itu karena mereka terbangun di tengah fase REM yang di mana pada fase ini mereka seharusnya sedang bermimpi. Mimpi ini seakan-akan keluar dari dalam kepala sehingga membuat seseorang berhalusinasi. Seperti melihat sosok hantu di hadapannya, misalnya.
Sleep Paralysis bukan lah fenomena yang berbahaya, namun jika terjadi terlalu sering dapat menyebabkan kekurangan tidur atau memancing gangguan tidur lainnya seperti Narkolepsi.
Sleep Paralysisi juga bisa terjadi jika seseorang yang mengalaminya juga memiliki gangguan kecemasan atau PTSD. Jika karena hal itu akan di butuhkan perawatan khusus seperti terapi dan mengonsumsi obat-obatan tertentu agar bisa mengurangi terjadinya Sleep Paralysis.
Sekian, terimakasih.
Daftar Pustaka:
https://www.youtube.com/watch?v=RIueE4gPX1A
https://www.youtube.com/watch?v=qRqwk2nyN1A
https://itjen.kemdikbud.go.id/webnew/covid19/kenali-fase-tidur-kita/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar